BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila
kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Sebagai falsafah
negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan
karunia terbesar dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa
Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta
sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang
jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik
Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala
bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak
Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan
kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila merupakan wadah yang cukup
fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang
cukup untuk memperkembangkan diri. Sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari
nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh
Pancasila,
Namun
saat ini aliran materialise serasa menyerang bangsa ini, hal tersebut dapat
dilihat dari lebih banyak orang-orang yang mementingkan diri sendiri untuk
memperoleh suatu keutungan baik berupa materi maupun non materi. Mereka
berlomba-lomba memperkaya diri sendiri dengan tidak memperdulikan orang-orang
di sekitar mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1..2.1 Apakah yang dikaksud dengan filsafat pancasila?
1.2.2
Apakah yang dimaksud dengan aliran materialisme?
1.2.3 Bagaimana sikap filsafat pancasila
dalam menghadapi aliran filsafat materialisme?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan daripada pembuatan
papper ini adalah untuk memenuhi kewajiban saya sebagai mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pembimbing mata kuliah Filsafat
Pancasila. Selain itu papper ini juga dapat menambah pengetahuan setiap pembaca
mengenai materi Filsafat Pancasila.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya
definisi filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi
berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945.
Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang
berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.
v Filsafat Pancasila Asli
Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini
merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni
Universitas di Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah
mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme,
sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme.
v Filsafat Pancasila versi Soekarno
Filsafat
Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya
kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila
merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab
(Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia,
“Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah
menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.
v Filsafat Pancasila versi Soeharto
Oleh
Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang
disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti
interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly
Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila
dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf Indonesia yang
bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia
antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo,
Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan,
Moertono, Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono.
Berdasarkan
penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil
berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai)
yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai
bagi bangsa Indonesia.
Kalau
dibedakan anatara filsafat yang religius dan non religius, maka filsafat
Pancasila tergolong filsafat yang religius. Ini berarti bahwa filsafat
Pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran
mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus
mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk kemampuan berpikirnya.
Dan
kalau dibedakan filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis,
filsafast Pancasila digolongkandalam arti praktis. Ini berarti bahwa filsafat Pancasila
di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan
mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untukmemenuhi hasrat ingin
tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil
pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai
pedoman hidup sehari-hari (pandangan hidup, filsafat hidup, way of the life,
Weltanschaung dan sebgainya); agar hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir
dan batin, baik di dunia maupun di akhirat.
Selanjutnya
filsafat Pancasila mengukur adanya kebenran yang bermacam-macam dan
bertingkat-tingkat sebgai berikut:
1.
Kebenaran indra (pengetahuan biasa);
2.
Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmu pengetahuan);
3.
Kebenaran filosofis (filsafat);
4.
Kebenaran religius (religi).
Untuk
lebih meyakinkan bahwa Pancasila itu adalah ajaran filsafat, sebaiknya kita
kutip ceramah Mr.Moh Yamin pada Seminar Pancasila di Yogyakarta tahun 1959 yang
berjudul “Tinjauan Pancasila Terhadap Revolusi Fungsional”, yang isinya anatara
lain sebagai berikut:
Tinjauan
Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat. Marilah
kita peringatkan secara ringkas bahwa ajaran Pancasila itu dapat kita tinjau
menurut ahli filsafat ulung, yaitu Friedrich Hegel (1770-1831) bapak dari
filsafat Evolusi Kebendaan seperti diajarkan oleh Karl Marx (1818-1883) dan
menurut tinjauan Evolusi Kehewanan menurut Darwin Haeckel, serta juga
bersangkut paut dengan filsafat kerohanian seperti diajarkan oleh Immanuel Kant
(1724-1804).
Menurut
Hegel hakikat filsafatnya ialah suatu sintese pikiran yang lahir dari antitese
pikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah paduan pendapat yang harmonis. Dan
ini adalah tepat. Begitu pula denga ajaran Pancasila suatu sintese negara yang
lahir dari antitese.
Ingatlah
kalimat pertama dan Mukadimah UUD Republik Indonesia 1945 yang disadurkan tadi
dengan bunyi: Bahwa sesungguhanya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Oleh
sebab itu penjajahan harus dihapusakan karena bertentangan dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Kalimat
pertama ini adalah sintese yaitu antara penjajahan dan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Pada saat sintese sudah hilang, maka lahirlah kemerdekaan. Dan
kemerdekaan itu kita susun menurut ajaran falsafah Pancasila yang disebutkan
dengan terang dalam Mukadimah Konstitusi R.I. 1950 itu yang berbunyi: Maka
dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu, dalam suatu Piagam Negara yang
berbentuk Republik Kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila. Di sini disebut sila
yang lima untukmewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan dan perdamaian dunia dan
kemerdekaan. Kalimat ini jelas kalimat antitese. Sintese kemerdekaan dengan
ajaran Pancasila dan tujuan kejayaan bangsa yang bernama kebahagiaan dan
kesejajteraan rakyat.
Jadi
sejajar denga tujuan pikiran Hegel beralasanlah pendapat bahwa ajaran Pancasila
itu adalah suatu sistem filosofi, sesuai dengan dialektis Neo-Hegelian.
Semua
sila itu adalah susunan dalam suatu perumahan pikiran filsafat yang harmonis.
Pancasila sebagai hasil penggalian Bung Karno adalah sesuai pula dengan
pemandangan tinjauan hidup Neo-Hegelian.
2.2
Filsafat Materialisme
Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang
pandangannya bertitik tolak dari pada materi (benda). Materialisme memandang
bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di sekundernya. Sebab materi
ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasakan atas kenyataan
menurut proses waktu dan zat. Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia
yang mempunyai ide itu ada didunia, alam raya ini sudah ada.
Menurut zat, manusia tidak bisa berfikir atau mempunyai ide
bila tidak mempunyai otak, otak itu adalah sebuah benda yang bisa dirasakan
oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada baharu muncul
ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan fikiran yang menentukan
pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan fikiran.” Maksudnya
sifat/fikiran seorang individu itu ditentukan oleh keadaan masyarakat
sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya” –ini menjadi materi atau sebab yang
mendorong terciptanya fikiran dalam individu tersebut.
Aliran-aliran dalam materialism
1.
Materialisme
Mekanik
Materialisme mekanik adalah aliran filsafat yang
pandangannya materialis sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan
bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya itu adalah
gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang
berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau
peningkatan secara kualitatif.
Materialisme mekanik tersistematis ketika ilmu tentang
meknika mulai berkembang dengan pesat, tokoh-tokoh yang terkenal sebagai
pengusung materialisme pada waktu itu ialah Demokritus (± 460-370 SM),
Heraklitus (± 500 SM) kedua pemikir Yunanai ini berpendapat bahwa aktivitas
psikik hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah bergerak.
Mulai abad ke-4 sebelum masehi pandangan materialisme
primitif ini mulai menurun pengaruhnya digantikan dengan pandangan idealisme
yang diusung oleh Plato dan Aristoteles. Sejak itu, ± 1700 tahun lamanya dunia
filsafat dikuasai oleh filsafat idealisme.
Baru pada akhir jaman feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum
borjuis sebagai klas baru dengan cara produksinya yang baru, materialisme
mekanik muncul dalam bentuk yang lebih modern karena ilmu pengetahuan telah
maju sedemikian pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme ini menjadi senjata
moril / idiologis bagi perjuangan klas borjuis melawan klas feodal yang masih
berkuasa ketika itu. Perkembangan materialisme ini meluas dengan adanya
revolusi industri, di negeri-negeri Eropa. Wakil-wakil dari filsafat materialis
pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes(1588-1679 M), Benedictus Spinoza
(1632-1677 M) dsb. Aliran filsafat materialisme mekanik mencapai titik
puncaknya ketika terjadi Revolusi Perancis pada abad ke-18 yang diwakili oleh Paul
de Holbach (1723-1789 M), Lamettrie (1709-1751 M) yang disebut juga
materialisme Perancis.
Materialisme Perancis dengan tegas mengatakan materi adalah
primer dan ide adalah sekunder, Holbach mengatakan : “materi adalah sesuatu
yang selalu dengan cara-cara tertentu menyentuh panca indera kita, sedang
sifat-sifat yang kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu adalah hasil dari
bermacam impresi atau berbagai macam perubahan yang terjadi di alam pikiran kita
terhadap hal-ichwal itu”. Materialisme Perancis menyangkal pandangan religus
tentang penciptann dunia (Demiurge), yang sebelum itu menguasai alam pikiran
manusia.. Bahkan secara terang-terangan Holbach mengatakan “nampaknya agama itu
diadakanhanya untuk memperbudak rakyat dan supaya mereka tunduk dibawah
kekuasaan raja lalim. Asal manusia merasa dirinya didalam dunia ini sangat
celaka, maka ada orang yang datang mengancam mereka dengan kemarahan Tuhan,
memakasa mereka diam dan mengarahkan pandangan mereka kelangit, dengan demikian
mereka tidak lagi dapat melihat sebab sesungguhnya daripada kemalangannnya
itu”.
Materialisme Perancis adalah pandangan yang menganggap
segala macam gerak atau gejala-gejala yang terjadi dialam itu dikuasai oleh
gerakan mekanika, yaitu pergeseran tempat dan perubahan jumlah saja. Bahkan
manusia dan segala aktivitetnya pun dipandang seperti mesin yang bergerak
secara mekanik, ini tampak jelas sekali dalam karya Lamettrie yang berjudul
“Manusia adalah mesin”. Mereka tidak melihat adanya peranan aktif dari ide atau
pikiran terhadap materi. Pandangan ini adalah ciri dan sekaligus kelemahan
materialisme Perancis.
2.
Materialisme
metafisik
Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu
dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya seandainya materi itu berubah
maka perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar.
Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau gerak luar. selanjutnya materi itu
dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak mempunyai hubungan antara satu dengan
yang lainnya.
Materialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach,
pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya “ide absolut” pra-dunia dari
Hegel , adanya terlebih dahulu “kategori-kategori logis” sebelum dunia ada,
adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercayaan tentang adanya pencipta
diluar dunia; bahwa dunia materiil yang dapat dirasakan oleh panca indera kita
adalah satu-satunya realitet.
Tetapi materialisme metafisik melihat segala sesuatu tidak
secara keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya, atau segala sesuatu itu
berdiri sendiri. Dan segala sesuatu yang real itu tidak bergerak, diam.
Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci atau seorang
resi suci yang penuh cinta kasih. Feurbach berusaha memindahkan agama lama yang
menekankan hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu
hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia. Seperti kata Feurbach:
“Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi, dalam
filsafatnya atau “agama baru”-nya Feurbach mengganti kedudukan Tuhan dengan
manusia, pendeknya manusia itu Tuhan. Feurbach tidak melihat peran aktif dari
ide dalam perkembangan materi, yang materi bagi Feurbach adalah misalnya,
manusia (baca: materi, pen) sedangkan dunia dimana manusia itu tinggal tidak
ada baginya, atau menganggap sepi ativitet yang dilakukan manusia/materi
tersebut.
Materialisme metafisik menganggap kontradiksi sebagai hal
yang irasionil bukan sebagai hal yang nyata, disinilah letak dari idealisme
Feurbach. Pandangannya bertolak daripada materialisme tetapi metode
penyelidikan yang dipakai ialah metafisis. Metode metafisis inilah yang menjadi
kelemahan terbesar bagi materialisme Feurbach.
3.
Materialisme
dialektis
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar
pada matter (benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa
materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi,
dan saling bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi itu adalah gerakan yang
dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau
lebih maju seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl
Marx (1818-1883 M), Friedrich Engels (1820-1895 M).
Gerakan materi itu adalah gerak intern, yaitu bergerak atau
berubah karena dorongan dari faktor dalamnya (motive force-nya). Yang disebut
“diam” itu hanya tampaknya atau bentuknya, sebab hakikat dari gejala yang
tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap gerak, jadi “diam” itu juga
suatu bentuk gerak.
Metode yang dipakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui
bahwa orang Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode dialektika, tetapi
Hegel-lah yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh Marx dijungkir
balikkan dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya Engels mengambil
materialisme Feurbach dan membuang metodenya yang metafisis sebagai dasar dari
filsafatnya. Dan memakai dialektika sebagai metode dan membuang pandangan
idealis Hegel.
Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode
metafisis yang selama beabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel mengatakan
“yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-kesimpulan mengenai
ini dan itu”. Ia menunjukkan kelemahan-kelemahan metafisika :
1. Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya,
tidak dari saling hubungannya, tetapi dipandangnya sebagai sesuatu yang berdiri
sendiri, sedangkan Hegel memandang dunia sebagai badan kesatuan, segala sesuatu
didalamnya terdapat saling hubungan organic.
2. Kaum metafisis melihat segala sesuatu tidak dari
geraknya, melainkan sebagai yang diam, mati dan tidak berubah-ubah, sedang
Hegel melihat segala sesuatu dari perkembangannya, dan perkembangannya itu
disebabkan kontradiksi internal, kaum metafisik berpendapat bahwa: “segala yang
bertentangan adalah irasionil”. Mereka tidak tahu bahwa akal (reason) itu
sendiri adalah pertentangan.
3. Sumbangan Hegel yang terpenting adalah kritiknya tentang
evolusi vulgar, yang pada ketika itu sangat merajalela, dengan mengemukakan
teorinya tentang “lompatan” (sprong) dalam proses perkembangan. Sebelum Hegel
sudah banyak filsuf yang mengakui bahwa dunia ini berkembang, dan meninjau
sesuatu dari proses perkembangannya, tetapi perkembangannya hanya terbatas pada
perubahan yang berangsur-angsur (perubahan evolusioner) saja. Sedang Hegel
berpendapat dalam proses perlembangan itu pertentangan intern makin mendalam
dan meruncing dan pada suati tingkat tertentu perubahan berangsur-angsur
terhenti dan terjadilah “lompatan”. Setelah “lompatan” itu terjadi, maka
kwalitas sesuatu itu mengalami perubahan.
Akan tetapi dialektika Hegel ini diselimuti dengan kulit
mistik, reaksioner, yaitu pandangan idealismenya sehingga dia memutar balikkan
keadaan sebenarnya. Hukum tentang dialektika yaitu hukum tentang saling
hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku didunia ini dipandangnya
bukan seabagai suatu hal yang obyektif, yang primer melainkan perwujudan dari
“ide absolut”. Kulitnya yang reaksioner inilah yang kemudian dibuang oleh Marx,
dan isinya yang “rasionil” diambil serta ditempatkan pada kedudukan yang benar.
Sedangkan jembatan antara Marx dan Hegel adalah Feurbach,
Materialisme dijadikan sebagai dasar filsafatnya tetapi Feurbach melihat gerak
dari penjuru idealisme yang membuat ia berhenti dan membuang dialektika Hegel.
Membuat hasil pemeriksaannya terpisah dan abstrak, Marx membuang metode
metafisisnya, dan menggantinya dengan dialektika, sehingga menghasilkan sebuah
system filsafat baru yang lebih kaya dan lebih sempurna dari pendahulunya.
2.3 Sikap Filsafat Pancasila Dalam
Menghadapi Aliran Filsafat Materialisme
Setiapa bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui
dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan
pandangan hidup (filsafata hidup). Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa
akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta
cara bagaimana memecahkan persoalan-persoalan tadi. Tanpa memiliki pandangan
hidup maka suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi
persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik persoalan-persoalan di
dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan besar umat manusia
dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pandangan hidup
yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia
memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul
dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada pandangan hidup
itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya.
Dalam pergaulan hidup itu terkandung konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa, terkandung pikiran-pikiran
yang terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap
baik. Pada akhirnyta pandangan hidup sesuatu bangsa adalah kristalisasi dari nilai-nilai
yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Disamping itu maka bagi kita Pancasila sekaligus menjadi
tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup,
kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah
beurat/berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Ialah yang akan
menghindarkan bangsa ini dari aliran filsafat materialime yang dapat memecah
persatuan dan kesatuan bangsa serata pancasila merupakan suatu kebudayaan yang
mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan mencapai kebahagiaan
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya
definisi filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi
berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945.
Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang
berkuasa, sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.
Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang
pandangannya bertitik tolak dari pada materi (benda). Materialisme memandang
bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di sekundernya. Sebab materi
ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasakan atas kenyataan
menurut proses waktu dan zat. Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia
yang mempunyai ide itu ada didunia, alam raya ini sudah ada.
Pancasila sebagai tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila
bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang
meliputi kejiwaan dan watak yang sudah beurat/berakar di dalam kebudayaan
bangsa Indonesia. Ialah yang akan menghindarkan bangsa ini dari aliran filsafat
materialime yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa serata pancasila
merupakan suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia ini akan
mencapai kebahagiaan
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Kaelan, M.S. Pengantar Pendidikan Pancasila.
2008. Yogyakarta : Paradigma
http://www.google.co.id/
Anapoker Menyediakan aplikasi via Android Untuk anda yang suka bermain games di manapun & Kapanpun, Tersedia Aplikasi untuk iOS juga lho
BalasHapusGabung Sekarang juga di situs terpercaya Anapoker, Tersedia 7 jenis games kartu Online taruhan chips uang rupiah asli
Contact Chat Only Anapoker Sekarang juga
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128
Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online
sbobet alternatif
Freebet Casino Online Terbaru IDN Live
link sbobet
sabung ayam online
adu ayam
casino online
sabung ayam bangkok
ayam laga birma
poker deposit pulsa
deposit pulsa poker
deposit pulsa
deposit pulsa
deposit pulsa